Kisah Inspiratif

Irawan, Tinggalkan Keluarga Demi Jadi Relawan

Irawan, pria kelahiran 25 tahun yang lalu yang berasal dari Lampung rela meninggalkan sanak saudaranya untuk bergabung menjadi seorang relawan bersama Dompet Dhuafa. Tidak pernah ada niat dan cita – citanya menjadi seorang relawan. Awal dirinya ingin bergabung bersama Dompet Dhuafa ketika terjadi gempa di Lombok Utara dan sebelumnya dia aktif mengajar di Lampung.
Irawan merupakan  seorang guru disalah satu sekolah swasta yang kemudian mengundurkan diri dan memilih untuk menjadi Guru Relawan Dompet Dhuafa. Bukan perkara mudah ketika harus memutuskan untuk mengundurkan diri dari guru sekolah tersebut, karena selain sudah cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan membantu pembayaran biaya kuliah adik bungsunya, cukup berat juga  meninggalkan anak – anak didiknya yang sangat ia sayangi.
Sebelum bergabung, izin dari keluarga pun belum ia terima, untuk bergabung bersama Guru Relawan Dompet Dhuafa. Jelas karena mereka khawatir dengan keadaan di Lombok yang belum stabil,tidak aman dan masih terjadi gempa – gempa susulan,  mereka  juga khawatir jika terjadi sesuatu maka tidak ada sanak saudara yang akan bisa membantu di Lombok.
Niat dan tekad yang kuat untuk bermanfaat membuat Irawan terus berdoa. Akhirnya salah seorang relawan yang lebih dulu bergabung dengan Dompet Dhuafa dan lebih senior dengan sabar memberikan penjelasan sambil  meyakinkan kepada keluarga bahwa Irawan akan baik – baik saja dan insyallah akan bisa menjaga diri,  dan menjelaskan niat nya tulus dan ikhlas untuk membantu anak – anak di Lombok Utara yang sedang tertimpa musibah, akhirnya dengan berat hati keluargapun mengizinkan.
Bagi Irawan alasan paling mendasar menjadi seorang relawan adalah ingin membagi kebahagian dengan anak – anak korban gempa di Lombok Utara melalui program Guru Relawan Sekolah Ceria Dompet Dhuafa. Ia selalu percaya bahwa setiap pilihan hidup yang kita yakini untuk kebaikan maka disanalah kita akan menemukan makna kehidupan yang sebenarnya. Ketika kita gunakan jiwa dan raga kita untuk berbagi maka Kebahagiaan akan tampak bersama  senyuman dan kebahagiaan bagi orang lain.
Terimakasih untuk perjuangannya, teruslah berjuang dalam pengabdian, relawan.

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Keteduhan Hati Fahri

Saya Guru Nurul, Aktivis Sekolah Guru Indonesia yang kini mengabdi di tanah Sumatera. Mendidik generasi ...