Artikel

SGI Lahirkan Puluhan Trainer Pendidikan di HSU, Kalimantan Selatan

Sumber daya berkualitas sangat menopang sistem pendidikan di Indonesia. Dalam memberdayakan SDM tersebut telah banyak program-program yang dijalankan oleh Sekolah Guru Indonesia, salah satunya adalah program SGI Master Teacher (SMT). Tiga bulan telah berlalu, semua guru yang mengikuti program SMT angkatan 27  telah melalui tahap ujian  secara bersamaan. Program SMT merupakan pelatihan untuk meningkatan kompetensi guru dan tentu tidak hanya untuk pribadi guru itu sendiri melainkan akan disalurkan juga kepada jiwa guru-guru lainnya. Dalam rangka peningkatan skill komunikasi bagi guru-guru yang akan mengelola program nantinya, maka dibukalah Kelas Guru Trainer (KGT).

Kelas Guru Trainer (KGT) adalah suatu proses pelatihan untuk mencetak/melahirkan para junior-junior trainer pendidikan dengan skill komunikasi yang bagus dan penguasaan materi yang luas,  kemudian kelak outcomenya para guru tersebut akan mengelola suatu program pelatihan guru secara berkelanjutan. KGT kali ini diadakan di MIN 28 Hulu Sugai Utara yang diikuti oleh 55 orang guru yang merupakan peserta dari SGI Master Teacher Kecamatan Amuntai Selatan dan Kecamatan Sungai Pandan.

Dalam KGT ini  diisi oleh kolaborasi hebat  Senior Trainer SGI yaitu  Ades Marsela, S.Pd, M.Pd, Muh. Wahyudin S.Adam, S.Pd.I, M.Pd dan Habib Alwi Jamalulel, S.Hum, M.Pd. Dengan beberapa materi yaitu Kepercayaan diri, 3 Gelombang Otak, Strategi Presentasi, Pengembangan Materi dan Mempercantik slide. Pada Materi Kepercayaan diri ini trainer berusaha mengajak peserta untuk berubah menjadi orang yang tidak seperti biasanya, mereka harus keluar dari diri mereka sendiri dalam artian ketika nanti mereka menjadi trainer memang harus benar-benar tampil percaya diri, tanpa ada rasa malu ketika berbicara di depan orang banyak. Selain tampil percaya diri, para trainer juga harus memiliki kemampuan berbicara dengan 3 gelombang otak, yaitu Alfa (gelombang rendah), Beta (Gelombang sedang) dan Gamma (gelombang tinggi). 3 gelombang otak ini tujuannya untuk menarik perhatian peserta ketika memperhatikan aksi tarinernya.

Kemudian masuk kepada materi strategi presentasi. Dalam setiap sesi pelatihan diterapkankan satu kerangka tahapan yang disebut SI-RISI-RISI atau 5-i. Tahapan SI-RISI-RISI atau 5-i mencakup lima elemen kunci suatu pengalaman belajar yang baik untuk peserta pelatihan. SI-RISI-RISI adalah singkatan dari: stimulaSI, inquiRI, aplikaSI, ekspositoRI, dan reflekSI. Penggunaan strategi SI-RISI-RISI ini diupayakan dapat memastikan bahwa para peserta pelatihan memiliki kesempatan mengeksplorasi, mendalami, dan mengaplikasi apa yang telah dipelajari dalam pelatihan. (1) Stimulasi; Pada awal pelatihan, trainer memberikan suatu apersepsi atau tantangan yang merangsang peserta untuk berpikir dan bisa memulai fokus berkonsentrasi terhadap materi pelatihan. Stimulus yang diberikan juga harus dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada peserta tentang tujuan (objektif) dari suatu sesi pelatihan. (2) Inquiry; Peserta diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan di seputar materi training baik secara individual ataupun kelompok. Melalui aktivitas ini peserta dapat menemukan sendiri secara langsung makna dari materi pokok pelatihan. (3) Aplikasi; Beberapa pokok materi dikembangkan lagi dalam bentuk simulasi dan demonstrasi. Aktivitas ini memungkinkan peserta dapat secara praktis menerapkan pengalaman ini langsung di kelas-kelas ajarnya. (4) Ekspositori; Trainer memberikan pembahasan materi pelatihan berdasarkan referensi teori dan pengalaman-pengalaman lapangan. Diharapkan pemahaman peserta dapat semakin luas dan mendalam. (5) Refleksi; Di akhir sesi, trainer melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap pencapaian kompetensi peserta selama mengikuti pelatihan. Peserta diberikan penguatan agar bersedia meningkatkan kompetensi diri dan menerapkan segala pengetahuan yang telah didapat dalam pelatihan untuk peningkatan kualitas mengajar di kelas. Lima tahapan tersebut dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip dari pembelajaran berbasis otak (brain based learning) yakni mendahulukan pengalaman berupa praktik sebelum membahas konsep atau teorinya.

 

Dengan stategi Si-Risi-Risi tadi maka akan menopang cara trainer dalam mengembangkan materi pelatihan, tidak hanya fokus kepada konten materinya saja namun juga mengacu kepada strategi, metode, dan  teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi, agar dapat diterima baik oleh  peserta pelatihan. Selain keempat unsur diatas, kita juga harus memperhaikan konten fisiknya juga. Misalnya penampilan fisik trainer tersebut dan slide presentasi yang ditampilkan. Berikut beberapa Tips ringan membuat Slide Cantik, diantaranya adalah gunakan visualisasi yang tepat, jangan pilih gambar yang pecah, latarnya simpel, tata letak yang tepat, huruf yang hidup, dan warna yang lembut.

 

Guru Ades mengatakan setelah dilaksanakannya kelas guru trainer ini maka akan dilanjutkan dengan Ujian guru Trainer, yang tujuannya untuk melihat sudah berapa jauh kesiapan para peserta untuk menjadi trainer di SGI Master Teacher periode ke 2 dan menjadi pelopor penggerak peningkatan kualitas pendidikan di Hulu Sungai Utara. Karena siapa lagi yang akan mengembangkan pendidikan daerah ini kalau bukan guru-guru yang berasal dari daerah tersebut. Dan kekuatan sebenarnya bukan bersal dari orangorang yang ingin menggerakan melainkan kekuatan sebenarnya berasal dari mereka yang ingin bergerak dengan sendirinya untuk kemaslahatan pendidikan kedepannya.

 

Penulis :

Ades Marsela, S.Pd, M.Pd

Trainer Sekolah Guru Indonesia Penempatan Hulu sungai Utara, Kalimantan Selatan

What's your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in:Artikel